TUGAS
MAKALAH KEBIDANAN KOMUNITAS
STRATEGI
ADVOKASI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS
OLEH
DEVILIA
INDAH WIDYARINI
PROGAM
STUDI D4 BIDAN PENDIDIK
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN
CENDIKIA MEDIKA
JOMBANG
2012
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kepada
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunianya sehingga penyusun mampu menyelesaikan tugas ini dengan
baik. Makalah yang saya beri judul “Strategi Advokasi dalam Pelayanan Kebidanan
Komunitas” ini tidak mungkin selesai dengan baik tanpa peran serta teman-teman
serta dosen konsep kebidanan yang telah
mengarahkan dan membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Serta
pihak-pihak lain yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu atas dukungan moril
maupun spiritual.
Makalah ini mempunyai
banyak kekurangan kami sadar sebagai mahasiswa masih sangat membutuhkan kritik,
saran, dan bimbingan yang membangun demi sempurnanya makalah ini.
Jombang, Februari 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan
Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2.2 Riwayat Bidan Komunitas
2.3 Advokasi Pelayanan Kebidanan Komunitas
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kebidanan komunitas adalah memberikan asuhan kebidanan pada msayarakat baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang berfokus pada pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), kesehatan reproduksi termasuk usia wanita adiyuswa secara paripurna. Hubungan-hubungan individual dalam sebuah komunitas akan membangun dan mendukung terbentuknya suatu sistem kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti keluarga, konsep sehat maupun sakit sehingga diperlukan bidan di masyarakat. Kebidanan komunitas merupakan konsep dasar bidan melayani keluarga dan masyarakat yang mencakup bidan sebagai penyedia layanan dan komunitas sebagai sasaran yang dipengaruhi oleh IPTEK dan lingkungan. Komunitas digambarkan sebagai sebuah lingkungan fisik di mana seseorang tinggal sebagai sebuah lingkungan beserta aspek-aspek sosialnya. Masyarakat setempat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu di mana faktor utama yang menjadi dasar adalah interaksi yang lebih besar diantara para anggotanya, dibanding dengan penduduk di luar batas wilayah. Dengan demikian dapat disimpilkan bahwa masyarakat setempat adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan sosial tertentu.
Dalam isu-isu kesehatan masyarakat,
seringkali kita harus melakukan advokasi sebagai bagian penting dalam strategi
program. Peta pikiran berikut ini berbicara tentang advokasi. Intinya, advokasi merupakan proses untuk
mempengaruhi pengambil kebijakan. Ia dapat menjadi bagian dari keseluruhan
strategi program, karena untuk mencapai hasil yang kita inginkan kita
memerlukan pendekatan yang lebih luas, dan menyasar kepada penyebab majemuk.
Padahal, beberapa masalah (seperti kehutanan, kesehatan reproduksi, HIV/AIDS,
kemiskinan, respon bencana, konflik etik, dll).
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan advokasi?
2. Bagaimana
riwayat bidan komunitas?
3. Bagaimana advokasi pelayanan
kebidanan komunitas?
1.3
Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan advokasi
2. Untuk
mengetahui riwayat bidan komunitas
3. Untuk
mengetahui startegi advokasi
pelayanan kebidanan komunitas
1.4
Manfaat Penulisan
Dengan adanya makalah
ini, maka dapat memberikan manfaat serta pengetahuan yang berguna bagi
mahasiswa, khusunya mahasiswa D4 Bidan Pendidik dalam memahami tentang strategi
advokasi dalam pelayanan kebidanan komunitas untuk bekal mejadi bidan di
masyarakat ataupun pendidik bidan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Advoksai secara harfiah berarti pembelaan,sokongan atau
bantuan terhadap seseorang yang mempunyai permasalahan.Istilah advokasi
mula-mula digunakan di bidang hukum atau pengadilan.
Menurut Johns Hopkins (1990) advokasi adalah usaha untuk
mempengaruhi kebijakan publik melalui bermacam-macam bentuk komunikasi
persuasif.
Istilah advocacy/advokasi di bidang kesehatan mulai
digunakan dalam program kesehatan masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun
1984 sebagai salah satu strategi global Pendidikan atau Promosi Kesehatan.
Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang lain yang dianggap
mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang
dilaksanakan.Oleh karena itu yang menjadi sasaran advokasi adalah para pemimpin
atau pengambil kebijakan( policy makers) atau pembuat keputusan(decision
makers) baik di institusi pemerintah maupun swasta.
Advocacy adalah kegiatan memberikan bantuan kepada
masyarakat dengan membuat keputusan ( Decision makers ) dan penentu kebijakan (
Policy makers ) dalam bidang kesehatan maupun sektor lain diluar kesehatan yang
mempunyai pengaruh terhadap masyarakat. Dengan demikian, para
pembuat keputusan akan mengadakan atau mengeluarkan kebijakan-kebijakan dalam
bentuk peraturan, undang-undang, instruksi yang diharapkan menguntungkan bagi
kesehatan masyarakat umum. Advokasi suatu upaya persuasif yang mencakup
kegiatan-kegiatan penyadaran, rasionalisasi, argumentasi dan rekomendasi tindak
lanjut mngenai sesuatu.Organisasi non pemerintah (Ornop) mendefensisikan
Advokasi sebagai upaya penyadaran kelompok masyarakat marjinal yang sering
dilanggar hak-haknya (hukum dan azasi). Yang dilakukan dengan kampanye guna
membentuk opini public dan pendidikan massa lewat aksi kelas (class action)
atau unjuk rasa.
2.1.1
Tujuan
Advokasi
Mendapat
dukungan,baik dalam bentuk kebijakan lisan atau tertulis ,dalam bentuk Surat
Keputusan, Surat edaran,himbauan,pembentukan kelembagaan, ketersediaan
dana,sarana,tenaga.
Mendorong
para pengambil keputusan untuk suatu perubahan dalam kebijakan ,program atau
peraturan.
Mendorong
para pengambil keputusan untuk aktif mendukung kegiatan/tindakan dalam
pemecahan masalahdan mencoba untuk mendapatkan dukungan dari pihak lain/mitra.
2.1.2
Fungsi
Advokasi
Advokasi berfungsi untuk mempromosikan suatu perubahan dalam
kebijakan program atau peraturan dan mendapatkan dukungan dari pihak-pihak
lain.
2.1.3
Persyaratan
untuk Advokasi
Dipercaya
(Credible), dimana program yang ditwarkan harus dapat meyakinkan para
penentu kebijakan atau pembuat keputusan , oleh karena itu harus didukung
akurasi data dan masalah.
Layak
(Feasible), program yang ditawarkan harus mampu dilaksanakan secara
tejhnik prolitik maupun sosial.
Memenuhi
Kebutuhan Masyarakat (Relevant)
Penting
dan mendesak (Urgent), program yang ditawarkan harus mempunyai prioritas
tinggi
2.2
Riwayat Bidan Komunitas
Sebagian besar wanita lebih menyukai
persalinan di rumah dari pada di institusi pelayanan kesehatan (Rumah sakit).
Hasil penelitian McKee (1982) menggambarkan bahwa, jika persalinan dilakukan di
komunity dan dilaksanakan oleh bidan maka akan terjadi peningkatan kunjungan
antenatal ,penurunan frekuensi Persalinan dgengan induksi, penurunan frekuensi
Persalinan prematur, BBLR, IUGR, persalinan forsep, frekuensi SC dan
pemeriksaan rutin Antenatal dan Intranatal di rumah sakit. Berdasarkan hal
tersebut, sebaiknya masa kehamilan, persalinan dan nifas dikembalikan ke
komunitas sebagai asal dari childbirth tersebut. Sasaran Pelayanan Kebidanan
Komunitas
Kelompok masyarakat di komuniti
merupakan sasaran bidan community, yang meliputi :
Ibu
Anak
Keluarga
Masyarakat
Sasaran utama adalah ibu dan anak dalam Keluarga
Misi
Meningkatkan status kesehatan
perorangan, keluarga, komunitas dan masyarakat
Menanggulangi
berbagai masalah kesehatan masyarakat prioritas
Menyelenggarakan
berbagai program kesehatan masyarakat yang inovatif, efektif dan efisien
Meningkatkan peranserta dan kemandirian
masyarakat dalam
pemeliharaan
kesehatan
Menggalang
berbagai potensi untuk penyelenggaraan program kesehatan masyarakat
Tujuan
Meningkatnya status
kesehatan perorangan, keluarga, komunitas dan masyarakat.
Tertanggulanginya berbagai masalah
kesehatan masyarakat prioritas.
Terselenggaranya berbagai program
kesehatan masyarakat yang inovatif, efektif dan efisien.
Meningkatnya peran serta dan kemandirian
perorangan, keluarga dan komunitas dalam pemeliharaan kesehatan.
Terhimpunnya sumberdaya dari masyarakat
dalam mendukung penyelenggatraan progtram kesehatan masyarakat.
Terlibatnya secara aktif berbagai
pelaku dalam peningkatan derajat dan penyelenggaraan program kesehatan
masyarakat.
Sasaran
Terpelihara dan meningkatnya status
kesehatan keluarga.
Terpelihara
dan meningkatnya status kesehatan komunitas.
Terpelihara dan meningkatnya status
gizi masyarakat.
Terpelihara
dan meningkatnya status kesehatan jiwa masyarakat.
Meningkatnya
jumlah dan cakupan pemeliharaan kesehatan dengan pembiayaan pra upaya.
Pemerataan
pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu dan terjangkau.
Peningkatan
peran Pemerintah Daerah dalam pembiayaan program kesehatan masyarakat.
Pengembangan
tenaga kesehatan yang profesional yang sadar biaya dan sadar mutu masyarakat
yang inovatif, efektif dan efisien.
Pemantapan
kemitraan dan kerjasama lintas sektoral dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat.
Pengutamaan
kelompok sasaran rentan keluarga miskin dan pengarus-utamaan gender.
Pengutamaan
daerah terpencil, perbatasan dan rawan bencana.
Penyelarasan program dengan
perkembangan tantangan dan komitmen global.
Pemantapan pemberdayaan dan kemandirian
keluarga komunitas dan masyarakat.
Penerapan tehnologi tepat guna, bantuan
teknis dan pendampingan.
Pengembangan penelitian untuk dukungan
program.
Peningkatan transparansi dan
akuntabilitas penyelenggaraan program kesehatan masyarakat.
2.3
Advokasi pelayanan kebidanan
komunitas
Advokasi terhadap kebidanan merupakan sebuah upaya yang
dilakukan orang-orang di bidang kebidanan, utamanya promosi kesehatan, sebagai
bentuk pengawalan terhadap kesehatan. Advokasi ini lebih menyentuh pada level
pembuat kebijakan, bagaimana orang-orang yang bergerak di bidang kesehatan bisa
memengaruhi para pembuat kebijakan untuk lebih tahu dan memerhatikan kesehatan.
Advokasi dapat dilakukan dengan memengaruhi para pembuat kebijakan untuk
membuat peraturan-peraturan yang bisa berpihak pada kesehatan dan peraturan
tersebut dapat menciptakan lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku sehat
dapat terwujud di masyarakat (Kapalawi, 2007). Advokasi bergerak secara
top-down (dari atas ke bawah). Melalui advokasi, promosi kesehatan masuk ke
wilayah politik. Agar pembuat kebijakan mengeluarkan peraturan yang
menguntungkan kesehatan (kebidanan). Advokasi adalah suatu cara yang digunakan
guna mencapai suatu tujuan yang merupakan suatu usaha sistematis dan
terorganisir untuk mempengaruhi dan mendesakkan terjadinya perubahan dalam
kebijakan public secara bertahap maju. Misalnya kita memberikan promosi
kesehatan dengan sokongan dari kebijakan public dari kepala desa sehingga
maksud dan tujuan dari informasi kesehatan bias tersampaikan dengan kemudahan
kepada masyarakat atau promosi kesehatan yang kita sampaikan dapat menyokong
atau pembelaan terhadap kaum lemah (miskin)
Kunci Pendekatan Advokasi
- Melibatkan para pemimpin/ pengambil keputusan
contoh dan keteladanan dari
tokoh/pemimpin masyarakat.Partisipasi itu harus didukung oleh adanya kesadaran
dan pemahaman tentang bidang yang diberdayakan, disertai kemauan dari kelompok
sasaran yang akan menempuh proses pemberdayaan. Dengan begitu, kegiatan promosi
kesehatan akan berlangsung dengan sukses. Agar masyarakat mempunyai kemampuan untuk
meningkatkan kesehatannya. Pemberdayaan masyarakat adalah suatu bentuk upaya
melibatkan peran serta dari masyarakat ketika kita melakukan promosi kesehatan.
Sebagai contoh yaitu pemanfaatan kader yang telah dilatih atau anggota
masyarakat yang mempunyai kemampuan dalam memberikan promosi kesehatan.
- Menjalin kemitraan
kemitraan adalah suatu kerjasama
formal antara individu-individu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi
untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu. Dalam kerjasama tersebut ada
kesepakatan tentang komitmen dan harapan masing-masing, tentang peninjauan
kembali terhadap kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat,dan saling berbagi
baik dalam resiko maupun keuntungan yang diperoleh.Dari definisi ini terdapat
tiga (3) kata kunci dalam kemitraan, yakni:
Ø Kerjasama antar kelompok, organisasi
dan Individu
Ø Bersama-sama mencapai tujuan
tertentu ( yang disepakati bersama )
Ø Saling menanggung resiko dan
keuntungan
Pentingnya kemitraan (partnership)
ini mulai digencarkan oleh WHO pada konfrensi internasional promosi kesehatan
yang keempat di Jakarta pada tahun 1997. Sehubungan dengan itu perlu
dikembangkan upaya kerjasama yang saling memberikan manfaat. Hubungan kerjasama
tersebut akan lebih efektif dan efisien apabila juga didasari dengan kesetaraan.
- Memobilisasi kelompok peduli
- Menciptakan lingkungan yang mendukung
Masyarakat kita kompleks dan saling
berhubungan. Kesehatan tidak dapat dipisahkan dari tujuan-tujuan lain. Kaitan
yang tak terpisahkan antara manusia dan lingkungannya menjadikan basis untuk
sebuah pendekatan sosio-ekologis bagi kesehatan. Prinsip panduan keseluruhan
bagi dunia, bangsa, kawasan, dan komunitas yang serupa, adalah kebutuhan untuk
memberi semangat pemeliharaan yang timbal-balik —untuk memelihara satu sama
lain, komunitas, dan lingkungan alam kita. Konservasi sumber daya alam di
seluruh dunia harus ditekankan sebagai tanggung jawab global. Perubahan pola
hidup, pekerjaan, dan waktu luang memiliki dampak yang signifikan pada
kesehatan. Pekerjaan dan waktu luang harus menjadi sumber kesehatan untuk
manusia. Cara masyarakat mengatur kerja harus dapat membantu menciptakan
masyarakat yang sehat. Promosi kesehatan menciptakan kondisi hidup dan kondisi
kerja yang aman, yang menstimulasi, memuaskan, dan menyenangkan. Penjajakan sistematis
dampak kesehatan dari lingkungan yang berubah pesat.—terutama di daerah
teknologi, daerah kerja, produksi energi dan urbanisasi–- sangat esensial dan
harus diikuti dengan kegiatan untuk memastikan keuntungan yang positif bagi
kesehatan masyarakat. Perlindungan alam dan lingkungan yang dibangun serta
konservasi dari sumber daya alam harus ditujukan untuk promosi kesehatan apa
saja. Lingkungan yang Mendukung adalah lingkungan dimana kita akan menjadikan
contoh yang baik tentang kesehatan lingkungan ketika kita akan melakukan
promosi kesehatan. Contoh adanya sekolah sehat yang mempunyai lingkungan yang
sehat.
- Memerkuat kegiatan-kegiatan komunitas (strengthen community actions)
Promosi kesehatan bekerja melalui
kegiatan komunitas yang konkret dan efisien dalam mengatur prioritas, membuat
keputusan, merencanakan strategi dan melaksanakannya untuk mencapai kesehatan
yang lebih baik. Inti dari proses ini adalah memberdayakan komunitas
–-kepemilikan mereka dan kontrol akan usaha dan nasib mereka. Pengembangan
komunitas menekankan pengadaan sumber daya manusia dan material dalam komunitas
untuk mengembangkan kemandirian dan dukungan sosial, dan untuk mengembangkan
sistem yang fleksibel untuk memerkuat partisipasi publik dalam masalah
kesehatan. Hal ini memerlukan akses yang penuh serta terus menerus akan
informasi, memelajari kesempatan untuk kesehatan, sebagaimana penggalangan
dukungan. Gerakan Masyarakat merupakan suatu partisifasi masyarakat yang
menunjang kesehatan. Contoh gerakan Jum’at bersih
- Mengembangkan keterampilan individu
(develop personal skills)
Promosi kesehatan mendukung pengembangan personal dan sosial melalui penyediaan informasi, pendidikan kesehatan, dan pengembangan keterampilan hidup. Dengan demikian, hal ini meningkatkan pilihan yang tersedia bagi masyarakat untuk melatih dalam mengontrol kesehatan dan lingkungan mereka, dan untuk membuat pilihan yang kondusif bagi kesehatan. Memungkinkan masyarakat untuk belajar melalui kehidupan dalam menyiapkan diri mereka untuk semua tingkatannya dan untuk menangani penyakit dan kecelakaan sangatlah penting. Hal ini harus difasilitasi dalam sekolah, rumah, tempat kerja, dan semua lingkungan komunitas. Keterampilan Individu adalah kemapuan petugas dalam menyampaikan informasi kesehatan dan kemampuan dalam mencontohkan (mendemostrrasikan). Contoh sederhana ketika petugas memberikan promosii kesehatan tentang pembuatan larutan gula garam, maka petugas harus mampu membuatnya dan bias mencontohkannya - Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health services)
Tanggung jawab untuk promosi
kesehatan pada pelayanan kesehatan dibagi di antara individu, kelompok
komunitas, profesional kesehatan, institusi pelayanan kesehatan, dan
pemerintah. Mereka harus bekerja sama melalui suatu sistem perawatan kesehatan
yang berkontribusi untuk pencapaian kesehatan. Peran sektor kesehatan harus
bergerak meningkat pada arah promosi kesehatan, di samping tanggung jawabnya
dalam menyediakan pelayanan klinis dan pengobatan. Pelayanan kesehatan harus
memegang mandat yang meluas yang merupakan hal sensitif dan ia juga harus
menghormati kebutuhan kultural. Mandat ini harus mendukung kebutuhan individu
dan komunitas untuk kehidupan yang lebih sehat, dan membuka saluran antara
sektor kesehatan dan komponen sosial, politik, ekonomi, dan lingkungan fisik
yang lebih luas. Reorientasi pelayanan kesehatan juga memerlukan perhatian yang
kuat untuk penelitian kesehatan sebagaimana perubahan pada pelatihan dan
pendidikan profesional. Hal ini harus membawa kepada perubahan sikap dan
pengorganisasian pelayanan kesehatan dengan memfokuskan ulang kepada kebutuhan
total dari individu sebagai manusia seutuhnya. Contoh adalah pemanfaatan sarana
kesehatan terdekat sebagai wadah informasi dan komunikasi tentang kesehatan.
- Bergerak ke masa depan (moving into the future)
Kesehatan diciptakan dan dijalani
oleh manusia di antara pengaturan dari kehidupan mereka sehari-hari di mana
mereka belajar, bekerja, bermain, dan mencintai. Kesehatan diciptakan dengan
memelihara satu sama lain dengan kemampuan untuk membuat keputusan dan membuat
kontrol terhadap kondisi kehidupan seseorang, dan dengan memastikan bahwa
masyarakat yag didiami seseorang menciptakan kondisi yang memungkinkan
pencapaian kesehatan oleh semua anggotanya.
Merawat, kebersamaan, dan ekologi adalah isu-isu yang penting dalam mengembangkan strategi untuk promosi kesehatan. Untuk itu, semua yang terlibat harus menjadikan setiap fase perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan promosi kesehatan serta kesetaraan antara pria dan wanita sebagai acuan utama.
Merawat, kebersamaan, dan ekologi adalah isu-isu yang penting dalam mengembangkan strategi untuk promosi kesehatan. Untuk itu, semua yang terlibat harus menjadikan setiap fase perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan promosi kesehatan serta kesetaraan antara pria dan wanita sebagai acuan utama.
- Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)
Pemberdayaan masyarakat di dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan
lebih kepada untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan.
Jadi sifatnya bottom-up (dari bawah ke atas). Partisipasi masyarakat adalah
kegiatan pelibatan masyarakat dalam suatu program. Diharapkan dengan tingginya
partisipasi dari masyarakat maka suatu program kesehatan dapat lebih tepat
sasaran dan memiliki daya ungkit yang lebih besar bagi perubahan perilaku
karena dapat menimbulkan suatu nilai di dalam masyarakat bahwa
kegiatan-kegiatan kesehatan tersebut itu dari kita dan untuk kita. Dengan
pemberdayaan masyarakat, diharapkan masyarakat dapat berperan aktif atau
berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Sebagai unsur dasar dalam pemberdayaan,
partisipasi masyarakat harus ditumbuhkan. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang
kesehatan pada dasarnya tidak berbeda dengan pemberdayaan masyarakat dalam
bidang-bidang lainnya. Partisipasi dapat terwujud dengan syarat :
Adanya
saling percaya antaranggota masyarakat
Adanya
ajakan dan kesempatan untuk berperan aktif
Adanya
manfaat yang dapat dan segera dapat dirasakan oleh masyarakat
BAB
III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Advokasi
merupakan proses untuk mempengaruhi pengambil kebijakan. Ia dapat menjadi
bagian dari keseluruhan strategi program, karena untuk mencapai hasil yang kita
inginkan kita memerlukan pendekatan yang lebih luas, dan menyasar kepada
penyebab majemuk
Tujuan
umum advokasi adalah untuk mendorong dan memperkuat suatu perubahan
dalam kebijakan, program atau legislasi, dengan memperkuat basis dukungan
sebanyak mungkin
Kebidanan komunitas adalah memberikan
asuhan kebidanan pada msayarakat baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat yang berfokus pada pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga
berencana (KB), kesehatan reproduksi termasuk usia wanita adiyuswa secara
paripurna
Kunci
Pendekatan Advokasi
- Melibatkan para pemimpin/ pengambil keputusan
- Menjalin kemitraan
- Memobilisasi kelompok peduli
- Menciptakan lingkungan yang mendukung
- Memerkuat kegiatan-kegiatan komunitas (strengthen community actions)
- Mengembangkan keterampilan individu (develop personal skills)
- Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health services)
- Bergerak ke masa depan (moving into the future)
- Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)
3.2 SARAN
Untuk mencapai sasaran
kebidanan komunitas yang meliputi ibu
, anak keluarga, masyarakat,
sasaran utama
adalah ibu dan anak dalam Keluarga
harus
ada strategi advokasi dan harus sesuai dengan kunci pendekatan advokasi
DAFTAR PUSTAKA
Fatma, 2009. Prioritas Tema untuk
Advokasi. http://www.rafpakistan.org
di akses pada tanggal 22 Februari 2012.
Fadhila,
2009. Kebidanan komunitas. http://bidandhila.blogspot.com/2009/05kebidanan-komunitas.html
di
akses pada tanggal 22 Februari 2012
Rosamiani,
2010. Upaya Promosi Kesehatan Berdasarkan Strategi Global Dan Strategi http://kebidanankomunitas.blogspot.com/2010/01/upaya-promosi-kesehatan-berdasarkan_03.html
di
akses pada tanggal 22 Februari 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar